akhlisrizza

Wednesday, June 28, 2006

Untuk Renungan

Surat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad
Kepada Presiden AS George W. Bush *

Tuan George W. Bush, Presiden AS,
Sudah lama saya memikirkan cara untuk menjelaskan berbagai hal yang sudah pasti kontradiktif di pentas internasional dan terus menerus didiskusikan, terutama di forum-forum politik dan mahasiswa. Banyak pertanyaan tak terjawab, sehingga saya terdorong untuk mendiskusikan sebagian kontradiksi dan pertanyaan itu dengan harapan dapat menyediakan peluang untuk melakukan pembenahan.
Mungkinkah para penganut ajaran Nabi Agung Isa al-Masih as menaruh komitmen kepada HAM, menampilkan liberalisme sebagai model peradaban, menyatakan penolakan terhadap proliferasi bom nuklir dan senjata-senjata desktruksi massal, dan mengangkat slogan perang melawan teror, dan pada akhirnya, berjalan menuju penegakan masyarakat yang satu dan universal, sebagaimana masyarakat yang kelak akan dipimpin oleh al-Masih as dan orang-orang bertakwa di muka bumi; tetapi di saat yang sama, mereka menginvasi banyak negara, memusnahkan banyak nyawa, kehormatan, dan harta benda rakyat, menyempitkan peluang, dan membiarkan para penjahat membumi-hanguskan suatu kota kecil atau, misalnya, suatu desa atau kota secara total? Atau hanya lantaran dugaan ada senjata destruksi massal di suatu negara, negara ini lantas diduduki, sekitar 100.000 penduduknya terbunuh, sumber-sumber air, pertanian, dan industrinya musnah, hampir 180.000 pasukan asing ditempatkan di sana, kehormatan rumah-rumah pendudukan dilanggar, dan bisa jadi negara ini lantas terbelakang sampai 50 tahun.
Berapa harga yang harus dibayar? Ratusan milyar USD dari anggaran sebuah negara dan sejumlah negara tertentu lainnya dihamburkan, puluhan ribu pemuda dan pemudi ditugaskan sebagai pasukan pendudukan di tempat yang sangat berbahaya dan jauh dari keluarga mereka, dan kemudian tangan mereka berlumuran darah orang-orang lain? Mereka terpaksa menanggung banyak tekanan mental sehingga sebagian diantara mereka terpaksa bunuh diri. Sebagian dari mereka kembali ke rumah mereka dalam kondisi stres dan terengah-engah menahan penyakit dan penderitaan. Belum lagi sebagian di antara mereka yang tewas dan jenazahnya dikembalikan kepada keluarga mereka.
Di tengah isu senjata pemusnah massal, tragedi itu menenggelamkan bangsa negara yang diduduki dan sekaligus negara yang menduduki. Di kemudian hari terungkap bahwa senjata pemusnah massal yang dijadikan alasan untuk bertindak itu ternyata tidak ada.
Memang, Saddam adalah sosok diktator dan penjahat, tapi perang dikobarkan sebenarnya bukan untuk menggulingkannya. Seperti yang sudah diumumkan, perang itu bertujuan melacak dan memusnahkan senjata pemusnah massal. Jadi, Saddam digulingkan dalam konteks tujuan lain.
Betapapun demikian, masyarakat regional menyambut gembira tergulingnya Saddam. Saya ingin mengingatkan bahwa selama bertahun-tahun memerangi Iran, Saddam didukung oleh Barat.
Tuan Presiden,
Mungkin Anda tahu bahwa saya adalah seorang dosen. Para mahasiswa saya bertanya-tanya kepada saya; dapatkah semua tindakan itu dikompromikan dengan nilai-nilai yang telah disinggung di awal surat ini atau dianggap sebagai aktualisasi ajaran Isa al-Masih as, Nabi Penyeru Perdamaian dan Pengampunan.
Para tahanan yang meringkuk di Guantanamo tidak diproses di pengadilan, hak-hak mereka dinistakan, keluarga mereka tidak diperbolehkan membesuk, dan mereka disekap di kawasan yang asing dan jauh dari negeri mereka. Sama sekali tidak ada pengawasan internasional atas kondisi dan nasib mereka. Tak seorangpun tahu status mereka; tahanan, tawanan perang, tersangka, atau penjahat.
Tim inspeksi Eropa mengkonfirmasikan keberadaan penjara-penjara rahasia di Eropa. Saya tidak dapat mencarikan acuan sistem peradilan apapun untuk aksi penculikan dan penyekapan korbannya di penjara-penjara rahasia. Saya tidak habis berpikir; bagaimana tindakan-tindakan itu dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang telah diungkap di pembukaan surat ini, misalnya dengan ajaran al-Masih as, HAM, dan norma-norma liberal.
Kalangan muda, mahasiswa, dan masyarakat biasa menyimpan banyak pertanyaan tentang fenomena Israel. Saya yakin Anda mengetahui sebagian diantara pertanyaan itu.
Dalam sejarah, banyak negara menjadi obyek aksi pendudukan. Namun, pembentukan suatu negara baru dengan rakyat yang baru pula, menurut saya, adalah fenomena baru yang hanya ada pada zaman kita sekarang. Para mahasiswa saya mengatakan, sampai 60 tahun lalu belum pernah ada negara seperti itu. Mereka menyodorkan peta-peta bumi klasik dan meminta saya untuk berbuat hal yang sama. Kami tidak sanggup menemukan suatu negara bernama Israel.
Saya katakan kepada mereka, coba telaah sejarang Perang Dunia I dan II. Salah seorang mahasiswa saya mengatakan bahwa dalam peristiwa Perang Dunia II yang menjatuhkan puluhan juta korban jiwa, berita seputar peperangan cepat sekali disiarkan oleh berbagai pihak yang terlibat perang. Setelah perang reda, mereka mengklaim bahwa enam juta orang Yahudi tewas. Enam juta orang itu tentu berasal dari dua juta keluarga.
Seandainyapun klaim itu benar, apakah itu dapat dijadikan alasan yang rasional untuk mendirikan negara Israel di Timteng atau mendukung negara seperti ini?
Tuan Presiden,
Anda pasti telah mengetahui bagaimana dan dengan harga apa Israel telah terbentuk, yaitu:
- dengan terbantainya ribuan jiwa,
- dengan membuat jutaan jiwa penduduk asli kawasan itu menjadi pengungsi, dan
-dengan penghancuran ratusan ribu hektar sawah, kebun zaitun, serta penghancuran kota-kota dan tanah-tanah subur.
Tragedi ini ternyata tidak hanya timbul pada masa pembentukan negara itu saja. Sangat disayangkan, selama 60 tahun sejak masa pembentukan itu, berbagai tragedi tersebut terus berjalan dan akan terus berlanjut. Rezim yang dibentuk bahkan tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap anak-anak. Rumah-rumah dihancurkan, teror terencana dan terbuka terhadap tokoh-tokoh Palestina digelar, serta ribuan orang-orang Palestina dipenjara. Fenomena ini, pada abad-abad terakhir bisa dikatakan sulit dicari tandingannya, atau malah tidak ada bandingannya.
Pertanyaan besar lainnya yang saat ini mengemuka pada masyarakat dunia adalah: mengapa rezim yang seperti ini masih harus dibela? Apakah pembelaan kepada rezim semacam ini merupakan salah satu ajaran Nabi Isa a.s. atau sesuai dengan nilai-nilai liberalisme?
Apakah memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi para pemilik asli tanah Palestina, baik yang tinggal di Palestina maupun di luar; dan baik mereka itu Islam, Yahudi dan atau Kristen, bertentangan dengan demokrasi, hak-hak asasi manusia dan ajaran-ajaran para nabi? Bila tidak bertentangan, mengapa usulan referendum seperti itu tidak pernah disetujui?
Akhir-akhir ini, dengan pilihan rakyat Palestina sendiri, telah terbentuk pemerintahan. Semua pengawas independen mengukuhkan bahwa pemerintah itu sah dipilih oleh rakyat Palestina. Namun tak terduga, pemerintah pilihan rakyat itu malah kemudian ditekan sedemikian rupa agar mereka mengakui eksistensi negara bernama Israel dan tidak lagi meneruskan perlawanan. Mereka dipaksa melanjutkan program pemerintah sebelumnya.
Seandainya pemerintah terpilih itu sejak awal mengumumkan kebijakannya sebagaimana yang diinginkan oleh para penekan, apakah masyarakat Palestina akan memilih mereka? Apakah cara-cara pemaksaan terhadap pemerintah Palestina itu sesuai dengan nilai-nilai yang saya tulis di atas? Demikian pula, masyarakat bertanya-tanya, mengapa setiap resolusi PBB anti Israel yang diajukan ke DK PBB selalu diveto?
Tuan Presiden,
Anda mengetahui bahwa saya hidup bersama rakyat dan punya hubungan dengan mereka. Kebanyakan dari masyarakat Timur Tengah, dengan berbagai cara melakukan interaksi dengan saya. Mereka melihat kebijakan ganda yang ada ini tidak sesuai dengan logika apapun. Bukti-bukti menunjukkan, bagaimana kebanyakan masyarakat di kawasan, dari hari ke hari semakin marah dengan kebijakan yang diambil di kawasn ini.
Saya tidak bermaksud untuk menyampaikan banyak pertanyaan, namun saya ingin menunjukkan beberapa poin yang lain.
Mengapa setiap kemajuan keilmuan dan teknologi di kawasan Timur Tengah dianggap dan dicitrakan sebagai ancaman terhadap rezim Israel? Apakah usaha ilmiah dan penelitian bukan merupakan hak-hak dasar masyarakat?
Anda mungkin memiliki pengetahuan tentang sejarah. Selain pada masa abad pertengahan, pada bagian mana dari sejarah dan di manakah hal itu pernah terjadi, kemajuan ilmu dan teknologi dianggap sebagai sebuah kejahatan? Apakah dengan mengandaikan kemungkinan dipakainya ilmu dan teknologi untuk maksud-maksud militer dapat menjadi alasan untuk menentang ilmu dan teknologi? Bila kesimpulan yang demikian adalah benar, maka seluruh ilmu harus ditentang, bahkan fisika, kimia, matematika, kedokteran, arsitektur, dan lain-lain.
Dalam masalah Irak telah terjadi kebohongan. Hasilnya apa? Saya tidak ragu bahwa semua manusia meyakini bahwa kebohongan adalah hal yang tidak terpuji. Anda sendiri tidak akan senang bila orang lain berdusta terhadap Anda.
Tuan Presiden,
Apakah masyarakat di Amerika Latin memiliki hak untuk mempertanyakan mengapa selalu ada usaha untuk tidak menyetujui pemerintahan terpilih dari rakyat dan pada saat yang sama, adanya pembelaan bagi mereka yang ingin melakukan kudeta terhadap pemerintahan terpilih? Mengapa ancaman selalu diarahkan kepada mereka?
Masyarakat Afrika adalah masyarakat yang punya etos kerja, kreatif, dan memiliki potensi. Mereka dapat berperan penting dalam menjamin kebutuhan dan kemajuan materi dan spiritual masyarakat dunia. Sayangnya, kemiskinan dan kepapaan di sebagian besar Afrika menjadi kendala terbesar bagi mereka untuk dapat memainkan peran penting tersebut.
Apakah mereka berhak untuk mempertanyakan, mengapa kekayaan luar biasa dan barang tambang mereka dijarah, padahal mereka lebih membutuhkannya daripada orang lain? Apakah aksi-aksi semacam ini sesuai dengan ajaran Nabi Isa dan hak-hak asasi manusia?
Masyarakat Iran yang berani dan beriman juga memiliki banyak pertanyaan. Salah satunya terkait dengan aksi kudeta 28 Murdad (19 Agustus) terhadap pemerintahan waktu itu, 52 tahun lalu. Kemudian juga tindakan penentangan terhadap revolusi Islam Iran tahun 1979 dengan menjadikan Kedutaan Amerika sebagai pusat penggulingan revolusi. Dalam hal ini, melalui ribuan lembar dokumen, terbukti bahwa Kedubes AS mendukung para penentang Republik Islam. AS juga mendukung total Saddam Husein dalam perang terhadap Iran, menembak pesawat penumpang sipil Iran, membekukan harta masyarakat Iran, dan kini melontarkan ancaman-ancaman yang semakin meningkat dengan menunjukkan ketidaksetujuan serta kemarahan atas kemajuan ilmu dan teknologi serta nuklir masyarakat Iran. Padahal, semua orang Iran bergembira dengan kemajuan negara mereka dan mengadakan pesta untuk keberhasilan mereka itu. Masih banyak lagi pertanyaan yang semacam ini yang penjelasannya tidak bisa saya cantumkan dalam surat ini.
Tuan Presiden,
Peristiwa 11 September benar-benar merupakan peristiwa yang mengerikan. Pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa di bagian mana saja dari dunia ini selalu menyakitkan dan sangat disayangkan. Pemerintah kami pada waktu itu mengumumkan rasa kebencian terhadap pelaku kejadian dan sekaligus mengucapkan belasungkawa kepada mereka yang ditinggalkan.
Semua negara memiliki kewajiban untuk melindungi jiwa, harta, dan kehormatan rakyatnya. Seperti yang disebut-sebut, negara Anda memiliki sistem keamanan, penjagaan, dan informasi yang luas dan canggih. Bahkan para penentang yang berada di luar negeri pun diburu. Operasi teror 11 September bukan operasi yang mudah. Apakah konsep dan pelaksanaan operasi tersebut dapat bekerja tanpa kerja sama dengan sistem informasi dan keamanan? Bisakah sebuah operasi rumit berlangsung tanpa adanya pengaruh yang luas di dalam sistem keamanan dan informasi dalam negeri? Tentunya ini hanya sebuah kemungkinan dari orang-orang yang berpikiran logis. Mengapa sisi-sisi lain dari kejadian ini tetap misterius? Mengapa tidak ada penjelasan resmi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian ini? Dan mengapa para pelaku dan mereka yang lalai tidak diumumkan dan dihukum?
Tuan Presiden,
Salah satu kewajiban pemerintah adalah mewujudkan keamanan dan ketenangan kepada rakyatnya. Masyarakat negara Anda dan masyarakat di negara-negara yang bertetangga dengan pusat krisis dunia, selama bertahun-tahun tidak lagi merasakan keamanan dan ketenangan.
Setelah peristiwa 11 September berlangsung, alih-alih munculnya peredaan jiwa dan ketenangan bagi mereka yang terkena musibah, masyarakat Amerika malah menjadi masyarakat yang paling menderita akibat kejadian tersebut. Sementara itu, sebagian dari media Barat malah membesar-besarkan kondisi tidak aman dan senantiasa mengabarkan adanya kemungkinan serangan teroris. Mereka seperti sengaja memelihara keadaan agar masyarakat senantiasa dalam kondisi takut dan khawatir. Apakah ini yang disebut pelayanan terhadap rakyat Amerika? Apakah kerugian yang berasal dari ketakutan dan kekhawatiran itu dapat dihitung?
Coba bayangkan, masyarakat Amerika merasa bakal ada serangan. Di jalanan, di tempat kerja, dan di rumah, mereka selalu merasa tidak aman. Siapa yang dapat menerima kondisi seperti ini? Mengapa media bukannya memberitakan hal-hal yang dapat menenangkan dan memberikan rasa aman, bukannya malah mengabarkan ketidakamanan?
Sebagian berkeyakinan bahwa iklan besar-besaran ini digunakan sebagai fondasi dan alasan untuk menyerang Afghanistan. Bila sudah begini, kiranya baik bila saya berikan sedikit petunjuk terkait dengan media.
Dalam etika dan prinsip-prinsip media massa, penyampaian informasi yang benar dan kejujuran dalam menyebarkan berita adalah prinsip dasar yang manusiawi dan diterima. Saya merasa perlu untuk mengucapkan dan mengumumkan rasa penyesalan yang dalam atas ketiadaan rasa tanggung jawab sebagian media Barat di hadapan kewajiban ini. Alasan asli agresi ke Irak adalah adanya senjata pemusnah massal. Tema ini diulang-ulang sedemikian rupa sehingga masyarakat percaya dan kemudian hal ini menjadi pembenar bagi penyerangan terhadap Irak.
Bukankah kebenaran akan menjadi hilang di tengah situasi atmosfer rekayasa dan berisi kebohongan? Apakah hilangnya nilai kebenaran selaras dengan nilai-nilai yang telah saya tulis di atas? Namun, apakah kebenaran juga akan hilang di sisi Tuhan?
Tuan Presiden,
Di semua negara, masyarakatlah yang menanggung anggaran belanja negaranya sehingga pemerintah dapat melayani mereka. Pertanyaannya di sini, dengan anggaran tahunan ratusan miliar dolar untuk mengirimkan pasukan ke Irak, apa yang didapat oleh masyarakat?
Anda sendiri mengetahui bahwa di sebagian negara bagian AS, masyarakat hidup dalam kemiskinan. Ribuan orang tidak memiliki rumah. Pengangguran adalah masalah besar dan masalah ini kurang lebih terjadi juga di negara-negara lain. Apakah dalam kondisi yang seperti ini pengiriman sejumlah besar pasukan, dan itu pun dengan anggaran luar biasa dari masyarakat, dapat dibenarkan dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah saya sebutkan sebelumnya?
Tuan Presiden,
Apa yang sudah disebutkan adalah sebagian dari penderitaan masyarakat dunia, dan juga pendeeritaan pada masyarakat di kawasan kami dan masyarakat Anda. Namun maksud utama saya (yang sebagiannya, setidaknya akan Anda benarkan) adalah berikut ini.
Para penguasa memiliki masa tertentu dan tidak selamanya berkuasa. Namun nama mereka akan diingat dan tertulis dalam sejarah. Dan di masa depan, dekat atau jauh, nama dan perilaku mereka pasti akan senantiasa dinilai. Masyarakat di masa depan akan berkata, dalam periode kita ini apa yang telah terjadi.
Apakah untuk masyarakat, kita telah menyiapkan keamanan dan kesejahteraan, ataukah malah ketidakamanan dan pengangguran? Apakah kita hendak mengukuhkan keadilan ataukah hanya mengurus kelompok khusus yang ingin kita lindungi, itu pun dengan harga kemiskinan dan kepapaan sebagian besar masyarakat dunia? Apakah kita akan memilih untuk mengutamakan sekelompok kaum minoritas dengan segala kekayaan, pangkat, dan kepuasan mereka ketimbang kerelaan Tuhan? Apakah kita telah membela hak-hak masyarakat dan kaum miskin ataukah kita tidak memandang sedikit pun kepada mereka?
Apakah kita membela hak-hak manusia di seluruh dunia, ataukah kita malah memaksakan perang dan ikut campur secara ilegal terhadap urusan negara lain; ataukah kita malah membangun penjara-penjara yang menakutkan untuk menempatkan sebagian orang di sana? Apakah kita telah berusaha mewujudkan perdamaian dunia ataukah kita menyebarkan ancaman dan kekerasan di seluruh dunia?
Apakah kita telah berbicara dengan jujur kepada rakyat kita dan masyarakat dunia ataukah kita malah menunjukkan kebenaran yang telah diputarbalikkan? Apakah kita termasuk pembela masyarakat ataukah pembela para penjajah dan penzalim?
Apakah dalam pemerintahan kita, logika, akal, moral, perdamaian, mengamalkan perjanjian, menyebarkan keadilan, melayani masyarakat, kesejahteraan dan kemajuan dan menjaga kehormatan manusia, lebih dipentingkan? Ataukah yang dikedepankan adalah kekuatan persenjataan, ancaman, tidak adanya keamanan, tidak adanya perhatian kepada masyarakat, menahan lajunya kemajuan masyarakat dunia dan merusak hak-hak manusia?
Pada akhirnya, mereka akan menilai, apakah kita masih setia dengan sumpah yang kita ucapkan dalam rangka melayani masyarakat (yang merupakan tugas utama kita) dan menjalankan ajaran-ajaran para nabi, ataukah tidak?
Tuan Presiden,
Sampai kapan dunia akan menanggung beban berat ini? Dengan proses semacam ini, akan ke manakah dunia ini melangkah? Sampai kapan masyarakat dunia harus menanggung beban keputusan-keputusan tidak benar dari para penguasa? Sampai kapan bayang-bayang ketakutan terus membebani masyarakat dunia akibat ditimbunnya senjata pemusnah massal? Sampai kapan darah anak-anak, para wanita, dan laki-laki harus mengalir di atas batu-batu jalanan dan sampai kapan rumah-rumah mereka harus dihancurkan?
Apakah Anda rela dengan kondisi dunia sekarang ini? Apakah Anda berpikir bahwa kebijakan yang telah ada ini dapat berlangsung terus?
Bila saja ratusan miliar dolar yang dipakai untuk membiayai keamanan, pertahanan, pengiriman pasukan, dialokasikan sebagai modal dan bantuan bagi negara-negara miskin, pengembangan kebersihan, pemberantasan berbagai macam penyakit, penghijauan, pengentasan kemiskinan dan kefakiran, penggalangan perdamaian, penghilangkan perselisihan antar negara-negara, eliminasi peperangan antar kabilah dan ras; dapat dibayangkan bagaimana dunia sekarang. Apakah pemerintahan dan rakyat Anda tidak akan merasa bangga dengan situasi seperti itu? Apakah posisi politik dan ekonomi pemerintahan dan rakyat Anda tidak akan semakin kokoh?
Dengan mengucapkan rasa penyesalan penuh, saya harus menyampaikan pertanyaan itu, bukankah terjadi kenaikan tingkat kebencian masyarakat dunia terhadap pemerintah Amerika?
Tuan Presiden, saya tidak bermaksud untuk melukai perasaan seorang pun. Akan tetapi, jika saja hari ini Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Ismail, Yusuf, dan atau Nabi Isa a.s. hadir di dunia ini dan mereka menyaksikan perilaku semacam ini, apakah yang akan mereka katakan? Apakah dunia yang dijanjikan, dunia yang diliputi oleh keadilan dengan kehadiran Nabi Isa a.s., akan memberikan tempat bagi kita untuk berperan? Apakah mereka akan menerima kita?
Pertanyaan kunci saya di sini, apakah jalan yang lebih baik dalam pergaulan dengan masyarakat dunia tidak ada lagi?
Hari ini di dunia, ada ratusan juta orang Kristen, ratusan juta orang Islam dan jutaan lagi kaum pengikut Nabi Musa a.s. Semua agama Ilahi memiliki satu kesamaan, yaitu kalimat tauhid; yaitu keyakinan akan Tuhan Yang Esa dan selain Dia, tidak ada tuhan lain di dunia ini.
Al-Quran al-Karim menegaskan kalimat yang satu ini, dan ia memanggil semua pengikut agama Ilahi dengan kalimat ini. Allah berfirman:
"Katakanlah: 'Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang teguh) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun. Tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari pada Allah." (Ali Imran: 64)
Tuan Presiden,
Berdasarkan firman Ilahi, kita semua diajak untuk menyembah Allah Yang Esa dan mengikuti utusan-utusan Ilahi.
Penyembahan hanyalah bagi Tuhan Yang Esa, Yang Maha Kuasa dan Berkuasa atas segala sesuatu. Allah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi dan yang tampak; yang ada di masa lalu dan masa akan datang. Ia mengetahui apa yang terlintas di benak hamba-Nya dan Ia mencatat amalan mereka. Tuhan Sang Pemilik langit dan bumi dan semua alam di bawah kekuasaan-Nya.
Pengaturan seluruh alam ada di tangan-Nya dan Ia memberikan janji untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Ia penolong mereka yang terzalimi dan Ia menjadi musuh bagi orang-orang yang zalim. Dia Maha Pengasih dan Penyayang. Ia penolong kaum mukminin dan Ia menuntun mereka keluar dari kegelapan kepada keterang-benderangan. Ia mengawasi perbuatan hamba-hamba-Nya. Ia menyeru hamba-Nya untuk beriman dan berbuat baik dan menginginkan agar mereka berperilaku berdasarkan kebenaran. Ia berkehendak agar hamba-hamba-Nya tetap istiqamah dalam kebenaran.
Allah menyeru hamba-hamba-Nya untuk menaati utusan-Nya dan Ia sebagai saksi dan pengawas perbuatan hamba-hamba-Nya. Puncak keburukan terkait dengan orang-orang yang menginginkan kehidupan yang terbatas di dunia ini, mereka yang tidak mengikuti perintah-Nya dan menzalimi hamba-hamba Allah. Adapun puncak kebajikan dan surga yang kekal hanya akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa di hadapan keagungan Ilahi dan tidak mengikuti hawa nafsunya.
Kami yakin bahwa kembali kepada ajaran-ajaran para Nabi adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan. Saya mendengar bahwa Anda adalah seorang penganut Kristen dan percaya pada janji Ilahi akan adanya pemerintahan orang-orang baik di muka bumi.
Kami juga percaya bahwa Nabi Isa a.s. adalah salah satu nabi besar Ilahi. Dalam Al-Quran, Nabi Isa mendapat penghormatan yang luar biasa. Berikut ini adalah ucapan Nabi Isa a.s yang dinukil oleh al-Quran:
"Sesungguhnya, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu. Maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus." (Maryam: 36)
Penghambaan dan ketaatan kepada Allah adalah seruan semua para Nabi. Tuhan seluruh masyarakat di Eropa, Afrika, Amerika, dan negara-negara kepulauan, hanya satu, itu adalah Allah yang memberikan hidayah dan menginginkan kemuliaan bagi semua hamba-hamba-Nya serta selalu menghendaki kehormatan bagi umat manusia.
Allah juga berfirman, "Allah Yang Maha Mengetahui dan Tinggi mengutus para Nabi disertai dengan tanda-tanda yang jelas dan mukjizat untuk memberi petunjuk kepada manusia. Pengutusan (para nabi itu) agar mereka menunjukkan tanda-tanda kebesaran Ilahi kepada manusia. Dengan begitu, manusia dapat disucikan dari dosa. Allah mengirimkan kitab dan mizan agar manusia dapat menegakkan keadilan dan dapat meninggalkan orang-orang yang berbuat zalim."
Seluruh ayat-ayat dengan bentuk yang mirip ada dan tersebar di dalam Kitab Suci.
Para Nabi dan utusan Ilahi memberikan janji:
Suatu hari nanti semua manusia akan dibangkitkan di hadapan Allah untuk diperhitungkan amal perbuatannya. Mereka yang berbuat baik akan diantarkan ke surga. Dan mereka yang berbuat buruk akan menanggung perbuatannya dengan menerima siksa Ilahi. Saya berpikir bahwa kita berdua sama meyakini akan hari itu.
Tentunya, perhitungan bagi kita, para penguasa, tidak akan ringan. Hal itu karena kita harus mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan semua orang atas setiap perbuatan kita yang ada hubungannya dengan mereka dan memiliki dampak dalam kehidupan mereka.
Para nabi menginginkan perdamaian, ketenangan berdasarkan prinsip-prinsip penyembahan kepada Allah, serta terjaganya harkat dan martabat manusia bagi seluruh manusia. Bila kita semua meyakini tauhid dan penyembahan kepada Tuhan, keadilan, menjaga harkat dan martabat dan kemuliaan manusia, serta percaya kepada hari akhir, bukankah kita akan bisa menyelesaikan problema dunia sekarang yang diakibatkan oleh jauhnya ummat manusia dari ketaatan kepada Allah dan ajaran-ajaran para nabi?
Apakah keyakinan akan prinsip-prinsip ini tidak memperluas dan menjamin perdamaian, persaudaraan, dan keadilan? Tidakkah justru prinsip-prinsip itulah yang merupakan ajaran tertulis atau tidak tertulis mayoritas masyarakat dunia?
Apakah Anda tidak ingin mengiyakan seruan ini? Tidakkah Anda ingin kembali secara hakiki kepada ajaran-ajaran para Nabi, kepada tauhid dan keadilan, kepada penjagaan terhadap harkat dan martabat manusia, serta kepada ketaatan terhadap Tuhan dan utusan-utusan-Nya?
Tuan Presiden,
Data-data sejarah menunjukkan bahwa pemerintahan yang berada dalam jalur kezaliman tidak pernah bertahan lama. Tuhan tidak menyerahkan nasib manusia di tangan para penguasa zalim. Tuhan tidak membiarkan dunia dan manusia begitu saja. Bukankah sudah banyak kejadian yang bertolak belakang dengan rencana-rencana para penguasa? Kejadian-kejadian sejarah menunjukkan bahwa ada kekuatan misterius di atas segalanya; kekuasaan yang mengatur semua hal di balik semua ini.
Tuan Presiden,
Apakah Anda bisa mengingkari tanda-tanda perubahan di dunia sekarang ini? Apakah keadaan dunia sekarang dengan sepuluh tahun yang lalu dapat disamakan?Perubahan terjadi begitu cepat dan dengan dimensi yang sangat luas.
Masyarakat dunia tidak rela dengan kondisi dunia kini. Mereka tidak percaya dengan janji-janji sebagian penguasa paling berpengaruh di dunia. Sebagian besar masyarakat dunia merasa tidak aman. Mereka tidak setuju dengan berkembangnya kondisi ini, begitu juga dengan perang. Mereka juga tidak setuju dengan kebijakan berstandar ganda.
Masyarakat dunia memprotes munculnya jurang pemisah yang dalam antara mereka yang kaya dan yang miskin; dan antara negara yang sejahtera dan miskin. Masyarakat semakin membenci kebejatan moral yang semakin meningkat. Mayoritas masyarakat di negara-negara dunia merasa tidak puas karena basis budaya mereka terancam dan institusi keluarga menjadi berantakan. Akibatnya, kasih sayang dan cinta semakin luntur.
Masyarakat dunia mulai pesimis memandang PBB. Hal itu dikarenakan hak-hak mereka tidak dipertahankan. Liberalisme dan demokrasi Barat tidak mampu mendekatkan manusia kepada cita-cita mereka dan kedua kata itu kini telah menjadi dua kata yang gagal. Para pemikir dan cendekiawan dunia dengan jelas mendengar suara runtuhnya pemikiran dan sistem liberal-demokrasi.
Hari ini, perhatian masyarakat dunia semakin meningkat kepada sebuah fokus, dan pusat itu adalah Tuhan Yang Esa. Tentunya, masyarakat yang berpegang kepada tauhid dan ajaran-ajaran para Nabi akan dimenangkan atas masalah yang dihadapi.
Pertanyaan penting dan serius saya di sini: Apakah Anda tidak ingin menyertai mereka?
Tuan Presiden,
Mau tidak mau, dunia sedang mengarah pada penyembahan kepada Tuhan dan penegakan keadilan dan kehendak Tuhan akan mengalahkan segala-galanya.
Dan keselamatanlah bagi mereka yang mengikuti petunjuk

Mahmoud Ahmadinejad,
Presiden Republik Islam Iran
Tehran 17-02-1384 HS / 07-05-2006
______________________
* Surat ini diterjemahkan dari dua naskah berbahasa Persia, satu versi Kantor Berita ISNA dan yang lain versi Kantor Berita Fars. Dua versi ini banyak berbeda dari segi susunan kalimat dan pemilihan kosakata, tetapi maksud dan tujuannya tentu sama. 15 Alinea pertama berasal dari ISNA dan selebihnya berasal dari Fars.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home