akhlisrizza

Monday, April 19, 2010

Kearifan Masyarakat

Dalam sebuah postingnya di facebook, budayawan Yocki Suryoprayogo (beliau sepertinya mengomentari tragedy kerusuhan di dekat makam mbah priok Jakarta) menuliskan :

yang dimaksud dng perilaku Kearifan Lokal adalah perilaku masyarakat tertentu yang memiliki kebiasaan turun menurun warisan para leluhurnya , menghormati situs2 ritual dan mengkultuskan obyek2 tertentu ...

Kearifan masyarakat, bagaimanapun bentuknya memang harus menjadi hal yang sangat wajib untuk dijaga. Saya merasakan, beberapa kali menginap di Kapal-Mengwi, Bali, kearifan masyarakat membuat saya menjadi tenang. Betapa tidak, mobil kijang Krista tahun 2001 diparkir berhari-hari di depan rumah (di luar pagar) tanpa dikunci tidak pernah ada yang menjamah. Kalau cara parkir seperti ini dilakukan di perumahan tempat saya tinggal di Jawa mungkin mobilnya sudah hilang. Kata orang, masyarakat Bali di daerah tersebut sangat menjaga nilai-nilai tradisi sehingga mengambil barang yang bukan miliknya merupakan pantangan berat.

Kearifan masyarakat juga membantu kita berintrospeksi. Ramadhan 2009 masehi yang lalu saya sempat sholat tarawih di pinggiran kota Pacitan, tepatnya di dusun craken wetan. Masyarakat di desa itu masih terasa tradisional. Meskipun sudah ada jalan beraspal, perjalanan melewati jalan utama desa masih cukup banyak dilakukan dengan sepeda pancal. Ketika sholat tarawih dimulai, jalanan sangat sepi. Saya kebetulan lupa men-silent hp saya. Lebih kebetulan lagi pas selesai sholat isya ada sms masuk. Hp saya memberi tanda kalau ada sms masuk, tandanya hanya berbunyi satu kali dan pendek saja : TING!! Meskipun suaranya tidak keras (karena saya terbiasa dengan volume tingkat 2), seluruh jamaah masjid yang sedang khuysuk dalam keheningan doa jadi dengar suara dari hp saya. Seorang jamaah yang sudah tua menegur saya : Mas, hp nya dimatikan! Saya tahu, saya ceroboh hingga mengganggu seluruh jamaah masjid. Saya tidak bermaksud pamer hp, ini hanya kecerobohan. Mungkin di kota Malang lupa men-silent hp bisa tidak jadi masalah, tetapi di desa yang masyarakatnya menjaga keheningan suasana sebagai syarat kekhusukan sholat, hasilnya jadi berbeda.
Akhirnya, mengomentari posting mas Yocki : masyarakat kita asalnya sudah maju- lihat saja Borobudur sebagai buktinya. Maka, kearifan masyarakat janganlah diganggu karena harganya sangat mahal.

Akhlisrizza 15 April 2010

0 Comments:

Post a Comment

<< Home